Klik gambar dibawah ini, gimana cara mendapatkan Uang

Program Affiliate Indowebmaker

Jumat, 24 Oktober 2008

Hasil Komparasi Bebek Injeksi Motor Plus vs OTOMOTIF

Tulisan ini dibuat bukan untuk menjelek-jelekan salah satu media, apalagi mengembangkan pandangan yang sudah bertebaran di mana-mana soal salah satu majalah yang akan saya bahas kali ini. Monggo sebelum membaca postingan saya yang kali ini kita membuka mata dan batin agar lebih segar dalam menerima segala informasi.

Menarik untuk disimak bila kita melihat lebih jauh soal Komparasi Bebek Injeksi, Supra X125 PGM-Fi vs Shogun Fi. Dilihat memang keduanya dibahas oleh dua majalah yang lumayan terkenal dikalangan motoris, Otomotif dan Motor Plus. Tapi yang membedakan adalah hasl komparasi mengenai performa keduanya. Seakan membuat dua kubu, yang satu mengatakan bahwa Shogun Fi unggul yang lainnya mengatakan sebaliknya.Dimulai dari kubu Otomoif yang mengatakan bahwa Shogun Fi unggul di soal performa. Tes dilakukan di sebuah jalan datar dengan alat bantu Racelogic. Hasil yang didapat adalah:

Speed = Supra = Shogun
0-60 km/jam = 6,7 dtk = 6,0 dtk
0-80 km/jam = 11,8 dtk = 10,7 dtk

Akselerasi
Jarak
0-100 m = 8,3 dtk = 8,3 dtk
0-201 m = 13,1 dtk = 13,0 dtk

Beda performa yang tercatat sebenarnya tidak begitu jauh pada tes kecepatan dan beda tipis di tes akselerasi. Sebagai catatan, Otomotif menambahkan bahwa kedua motor ini sama-sama tangguh di putaran atas.

Sedangkan kubu Motor Plus lain lagi hasilnya. Kali ini Supra injeksi unggul dengan beda waktu tempuh yang lumayan signifikan di beberapa tes. Menurut M+ hal ini diseabkan oleh spek Supra injeksi yang bisa mengail tenaga puncak di putaran mesin yang lebih rendah, juga soal torsi yang senada.Hasil tes yang didapat adalah sebagai berikut:

Speed = Supra = Shogun
0-60 km/jam = 5,88 dtk = 7,06 dtk
0-80 km/jam = 12,63 dtk = 14,07dtk

Akselerasi
Jarak
0-100 m = 8,01 dtk = 8,65 dtk
0-201 m = 12,72 dtk = 13,01 dtk

Top Speed

Supra X125 PGM-Fi=115 km/jam

Shogun 125 Fi =110 km/jam

Terlihat bukan, Supra injeksi unggul telak di semua tes, berbeda dengan hasil tes Otomotif. Sayang sekali saya tidak mengetahui apa alat yang digunakan oleh Motor Plus tapi kita di sini bisa mengandaikan sedikit bahwa hasil ini valid dengan catatan alat bantu yang digunakan, tempat tes, dan joki yang digunakan sama.

Mengapa bisa berbeda? Ada campur tangan pabrikan? Bisa jadi, tapi mari kita melihat lebih jauh bahwa hasil seperti ini memang bisa saja terjadi mengingat banyak juga faktor-faktor yang memengaruhi hasil tes.

Perlu diingat bahwa yang namanya lain media yang melakukan test ride pasti ada perbedaan pada tester yang menjajal motor. Juga soal lintasan yang digunakan, lintasan yang menanjak berarti bicara soal torsi, yang bertorsi lebih besar akan lebih unggul dahulu. Soal alat penghitung waktu juga harus dilihat secara lebih lanjut. Sudah pakai Vericom atau masih pakai stopwatch?

Bagaimana sikap kita? Monggo, pasti ada pro dan kontra, saya sih netral-netral saja. Memang, keadaan soal faktor-faktor yang memengaruhi pasti berbeda. Jadi sikap kritis kita sebagai pembaca adalah menerima segala fakta statistik dengan bijak, tidak mudah percaya.

Jadi solusi paling jelas adalah silahkan test ride sendiri, lebih puas dan pasti anda lebih percaya.

nb:Torsi Supra dan Shogun berturut-turut =0,99kgf.m@5000rpm dan 1,02kgf.m@5500rpm

Power Supra dan Shogun berturut-turut=9,18ps@7500rpm dan 10,33ps@8500rpm


0 komentar:

Longgarin Pegas Dasi

Ada kabar, Honda Karisma keluaran pertama susah pindah gigi dan timbul suara kasar. Terjadi ketika tuas pemindah gigi berputar dari posisi pertama ke-2, bahkan selanjutnya. Alhasil akselarasi telat, gasingan mesin pun selalu tinggi. Buntutnya bensin dan waktu tempuh terbuang percuma. Gejala itu segera ditangani Arifin M. Ridwan, mekanik main dealer Wahana Makmur Sejati, main dealer Honda untuk wilayah Jakarta-Tangerang. Menurut pengamatan Arifin, pegas dasi yang ada di poros pemidah gigi beberapa Karisma ada yang lemah. Sehingga fungsi pegas sebagai pembalik gerak poros persneling semakin lambat. Terlebih saat tuas persneling ditekan untuk pindah gigi. Sialnya keterlambatan pegas dasi berdampak pada sistem kerja komponen pengukit kampas kopling. Apalagi keduanya masih saling berhubungan. “Jika gerak drum pemidah gigi dan penekan kampas tidak seirama, tuas pernseling terasa susah pindah gigi,” lanjut pria yang ngantor di Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta Utara. Untuk mengatasinya, Arifin cukup menguatkan kembali fungsi pegas dasi khusus buat Karisma yang bermasalah di soal itu. Biar lebih sip, juga dibrengi dengan membalikan lengan penggeser drum pemindah gigi saat poros digerakan. Caranya tinggal putar kedua ujung batang pegas sesuai alurnya pakai tang biasa atau jepit (gbr. 1). Tentunya dengan melepas pegas itu lewat cara bongkar bak kopling. Arifin mewanti, sebelum lakukan perbaikan pegas dasi, ada baiknya cek dulu baut setelan kopling di bak mesin. Juga cermati performa pegas lain pendukung kerja tuas persneling.

Step Korek 4-Tak ( CDI Kompetisi Dongkrak Putaran Atas )

Step Korek 4-Tak (8) CDI Kompetisi Dongkrak Putaran Atas Beres ganti knalpot plus setting karburator, bisa dilanjut ganti CDI kompetisi. Sanggup mendongkrak putaran mesin yang tertahan. Makin parah di motor sekarang yang pengapian dibelenggu limiter, kagak bakal bisa lewat 12.000 rpm. Seperti Smash, Karisma dan Jupiter-Z. Nah, kalau sudah begini urusan mesti 'bermain' di area pengapian. Acuhin dulu ganti busi, kabel busi atau koil berbau racing. Mari fokus ganti CDI. Lega rasanya, nggak kayak dua tahun lalu, sejak akhir 2004 banyak pilihan kotak pengapian. Ada CDI buatan Trimentari Niaga yang ngetop disebut Cibinong dan diberi nama BRT (Bintang Racing Team). Juga nongol buatan Rendi Yusticia yang kondang dengan sebutan CDI Lampung. Hingga dari Suphat Tangtanung Thailand dikirim merek TDR. Di luar label ini, sempat beredar merek Denso Jepang dan Shindengen. Enaknya motor masa kini sudah berbasis pengapian DC, hingga CDI racing tinggal colok. "Untuk Yamaha Jupiter-Z, tenaga naik 0,7 dk dari standar, ini mesin standar pabrik, lho," ujar Tommy Huang, bos Trimentari Niaga. Tenaga standar Si Bandel Irit ini dikisaran 8 dk/8000 rpm, lumayan nambah jadi 8,9 dk. Apalagi buat motor korekan, wuih makin ngacir lho, seperti Suzuki Shogun tunggangan M. Fadli dari Tim Suzuki AHRS. "Di putaran atas lebih jalan, dari 6.000 rpm ke atas serasa didorong NOS," girang Fadli yang asal Cibinong itu. "Lumayan naik tuh sekitar 0,8 dk, pokoknya dari 13 dk melejit hingga 14 dk," tambah Galan Ridwan yang rajin ke Trimentari Niaga buat tes CDI anyar. Tuh kan yang standar abis aja melejit, apalagi yang dikilik, pasti kuenceng. Tapi balik lagi, namanya juga pengapian racing yang menambah kitiran atas. Artinya pengendara juga mesti paham karakter, istilahnya mesti berani betot gas. Kalau bawa motornya kalem ya percuma pasang kotak pengatur pengapian ciamik!

Stelan rantai

kali ini tengok setelan rantai. Letak alat ini ada di ujung kiri-kanan lengan ayun. Berfungsi sebagai alat pengatur kekencangan rantai motor.

Ada dua macam model setelah rantai. Pertama, yang dipasang di luar lengan ayun. Biasanya dipakai di bebek Supra, Jupiter, dan Smash. Satu lagi model setelan rantai ada di dalam lengan ayun. Seperti Honda Tiger, NSR serta Suzuki Satria 120.

Setelan rantai yang ada di luar lengan ayun kemungkinan macet saat rantai jarang disetel. Beda sama model yang ada di dalam lengan ayun. Bisa saja macet, ogah maju mundur lantaran kotoran tertimbun di sela-sela lengan ayun dan penyetel rantai.

Timbulnya karat sebagai sebab utama macetnya kerja penyetel rantai. Jadi, ada baiknya secara berkala bongkar dan bersihkan komponen itu. Ada beberapa cara yang yang perlu di perhatikan. “Perhatikan lubang kecil di atas dan bawah lempengan setelah rantai ,” buka Tono, mekanik dealer Honda Dunia Motor di Jl. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Lubang ini harus dijaga biar tidak buntu tertutup kotoran. Sebab merupakan jalan aliran air keluar. Selanjutnya intip bagian dalam lengan ayun dan bodi setelan rantai. Gosok bagian dalam lengan ayun serta bodi setelan rantai pakai ampelas.

Setelah karat hilang, cuci setelan rantai pakai bensin. Celup ke dalam oli biar karat tidak nongol lagi. “Sebaiknya jangan gunakan gemuk. Karena debu yang melekat di lapisan gemuk bikin tanda posisi kiri-kanan tidak terlihat,

ingin web gratis Klik gambar di bawah ini

Free Web Hosting with Website Builder

  © Blogger template 'Ultimatum' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP